KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
ASSALAMU’ALAIKUM WR WB
SALAM SEJAHTERA DAN MULIA BAGI KITA SEMUA
Sebelumnya perkenalkan nama saya Hadi Suwarno, S.Pd. saya adalah calon guru penggerak angkatan 6 dari Kabupaten Sampang. Saya bertugas sebagai guru mapel di instansi SMAS Darussyahid Sampang, Jl. Merapi no 8 Kec. Sampang.
Pada kesempatan ini sesuai dengan tuntutan tugas LMS pendidikan guru penggerak angkatan 6 membuat koneksi antar materi modul 3.1 yaitu pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Dimana koneksi antar materi ini saya ditugaskan untuk mengaitkan materi-materi sebelumnya yang sudah saya pelajari di LMS Pendidikan calon guru penggerak angkatan 6 yaitu dari modul 1 modul 2 hingga modul 3.1.
Berikut adalah rangkuman koneksi antar materi modul 3.1 dengan materi sebelumnya:
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Seperti kita ketahui bersama bahwa tentang filosofi Ki Hajar Dewantara Terkait dengan Filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan semboyan "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" semboyan ini merupakan sebuah pemikiran yang luar biasa dari bapak Ki Hajar Dewantara. Yang mana semboyan ini memiliki makna bahwa di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang memberi dukungan.
Apabila dikoneksikan dengan modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Kita sebagai guru harus bisa menjadi teladan atau panutan buat murid, memberikan motivasi atau dorongan serta dukungan dalam mengambil suatu keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Sebagai guru harus bisa memberikan contoh dalam mengambil keputusan yang keberpihakan pada murid.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai kebajikan yang sudah ada didalam diri kita sangat berpengaruh besar kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Dengan berbasis nilai-nilai kebajikan suatu keputusan yang diambil pasti dapat kita selesaikan dengan bijaksana. Dengan nilai-nilai kebajikan sebagai landasan dalam mengambil keputusan maka dalam prinsip pengambilan keputusan akan berfikir berbasis akhir, berfikir berbasis peraturan dan berfikir berbasis rasa peduli hal ini sejalan dengan 3 prinsip pengambilan keputusan.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Selama belajar di LMS bimbingan yang diberikan oleh pendamping,fasilitator ataupun instruktur yang berkaitan dengan kegiatan coaching bahwa Kegiatan coaching akan membantu atau menuntun kita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.namun dalam pengambilan keputusan tetap berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh besar terhadap pengambilan suatu keputusan terutama pada keputusan masalah dilema etika. Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil suatu keputusan selain itu seorang guru Diharapkan dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada hal ini membuktikan bahwa memang benar dalam pengambilan suatu keputusan sangat berpengaruh terhadap kemampuan Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Sebagai guru atau pemimpin pembelajaran harus jeli dan bisa mengidentifikasi sebuah kasus pengambilan keputusan apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral. Dengan nilai-nilai kebajikan yang sudah tertanam pada jiwa seorang guru atau seorang pemimpin pembelajaran pasti mampu dan bisa mengidentifikasi sebuah kasus dilema etika ataupun bujukan moral.kasus dilema etika adalah sebuah kasus dimana didalamnya ada nilai-nilai kebajikan benar lawan benar tetapi saling bersinggungan.akan tetapi berbeda dengan kasus bujukan moral. Bujukan moral adalah suatu kasus atau situasi yang dihadapkan pada permasalahan benar lawan salah. Dan dalam pengujian pada uji legal maupun mengandung unsur pelanggaran hukum dan pada uji regulasi atau uji standar profesional mengandung unsur pelanggaran kode etik maka kasus tersebut pastilah kasus bujukan moral.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Sebagai guru atau pemimpin pembelajaran di dalam pengambilan keputusan harus dipertimbangkan secara matang dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Selain bisa dipertanggung jawabkan dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Karena keputusan yang diambil sudah tepat dan melalui tahapan-tahapan yang bisa dipertanggung jawabkan. Apabila pengambilan suatu keputusan sudah tepat, tentunya bisa berdampak pada terciptanya lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman. Karena keputusan yang tepat, sudah dipertimbangkan baik buruk, serta dampaknya. sana kondusif.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Di Dalam pengambilan suatu keputusan dilema etika pastilah ada tantangan-tantangan tersendiri dalam setiap lingkungan institusi moral tidak terkecuali tempat instansi saya mengabdi. Tantangan terbesar dalam pengambilan keputusan dilema etika dalam lingkungan sekolah saya adalah ketika sebuah kasus dilema etika yang melibatkan semua wali murid masih belum bisa mengakomodir semua wali murid untuk ikut dilibatkan dalam pengambilan keputusan hal ini karena untuk menghadirkan mereka ke sekolah sangat sulit dilakukan kecuali pada saat hari-hari tertentu misalkan momen perayaan hari besar keagamaan sekaligus pembagian raport murid kepada wali murid.
Perubahan paradigma di lingkungan sekolah saya adanya perbedaan sudut pandang dan pola pikir dalam menyelesaikan sebuah kasus dilema etika ini dengan tanpa melibatkan orang tua cukup komite sekolah yang dilibatkan maka dalam pengambilan keputusan sudah dianggap mewakili para wali murid dalam pengambilan keputusan.apalagi keputusan yang mendesak dan perlu cepat ditangani maka dengan menghadirkan ketua komite sekolah sudah dianggap dapat mengakomodir semua keinginan para wali murid dalam pengambilan keputusan
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Dasar pengambilan keputusan terdiri dari 3 hal yaitu keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, keputusan berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan keputusan yang dapat berpihak pada murid. Dari dasar pengambilan keputusan itulah yang harus dijunjung tinggi oleh guru maupun pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai guru ataupun pemimpin pembelajaran dalam pengajaran harus memerdekakan murid-murid kita dengan mengambil keputusan yang tepat yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan maka dalam pembelajaran yang memerdekakan murid-murid dengan potensi murid yang berbeda-beda seorang guru maupun pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dalam menjalankan pembelajaran yang mengakomodir semua kebutuhan belajar murid yang memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda maka akan melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan begitulah seorang guru maupun seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil suatu keputusan pastilah berpihak pada murid.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang guru ataupun pemimpin pembelajaran haruslah menjadi sebuah panutan atau suri tauladan yang baik buat murid-muridnya. Dimulai dari hal kecil hingga ke hal yang besar semua apa yang kita lakukan pastilah akan membawa pengaruh pada kehidupan atau masa depan murid-murid. Termasuk dalam pengambilan keputusan. Dengan mempelajari modul 3.1 ini pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin seorang guru harus bisa memberikan contoh pada murid-muridnya dalam pengambilan keputusan dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan maka keputusan yang kita ambil akan bisa dipertanggung jawabkan dan berdampak baik dan sudah tepat. Hal inilah yang kita tekankan pada murid-murid kita nantinya ketika mereka sudah kembali kepada masyarakat maka dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan depan mereka lebih baik.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah saya pelajari sebelumnya bahwa dalam setiap materi dalam modul di LMS pendidikan guru penggerak merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar.
Pertama,pada modul 3.1 sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntun anak sesuai dengan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun masyarakat, jadi dalam pengambilan keputusan harus berpihak pada murid
Kedua,keterkaitan materi yang lain yaitu Dasar pengambilan keputusan terdiri dari 3 hal yaitu keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, keputusan berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan keputusan yang dapat berpihak pada murid. Dari dasar pengambilan keputusan itulah yang harus dijunjung tinggi oleh guru maupun pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai guru ataupun pemimpin pembelajaran dalam pengajaran harus memerdekakan murid-murid kita dengan mengambil keputusan yang tepat yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan maka dalam pembelajaran yang memerdekakan murid-murid dengan potensi murid yang berbeda-beda seorang guru maupun pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dalam menjalankan pembelajaran yang mengakomodir semua kebutuhan belajar murid yang memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda maka akan melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan begitulah seorang guru maupun seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil suatu keputusan pastilah berpihak pada murid.Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh besar terhadap pengambilan suatu keputusan terutama pada keputusan masalah dilema etika. Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil suatu keputusan selain itu seorang guru Diharapkan dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada hal ini membuktikan bahwa memang benar dalam pengambilan suatu keputusan sangat berpengaruh terhadap kemampuan Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya. Selain itu Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.Keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan coaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Alhamdulillah setelah mempelajari modul 3.1 ini membuat pemahaman saya lebih luas dalam mengambil sebuah keputusan dengan mengidentifikasi sebuah kasus apakah merupakan dilema etika ataupun bujukan moral.
Dilema etika adalah sebuah kasus pengambilan keputusan yang didalamnya mengandung unsur nilai-nilai kebajikan bernilai benar lawan benar tetapi saling bersinggungan. Sedangkan
Bujukan moral adalah adalah sebuah kasus pengambilan keputusan yang didalamnya mengandung nilai benar melawan salah. Jika kasus ini dalam uji legal mengandung unsur pelanggaran hukum dan uji regulasi mengandung unsur pelanggaran kode etik sudah jelas bahwa kasus tersebut termasuk bujukan moral.
4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan uji keputusan adalah sebuah pedoman yang ideal dalam menyelesaikan sebuah kasus dilema etika. Karena dengan berpedoman tersebut dalam pengambilan keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini pemahaman saya terhadap 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan uji keputusan
4 paradigma Pengambilan keputusan antara lain:
- Individu lawan kelompok (individual vs community)
- Rasa kebenaran lawan rasa kesetiaan (truth vs loyalty)
- Rasa keadilan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Jangka Pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
3 prinsip Pengambilan keputusan yaitu:
- berpikir berbasis akhir (Ends-Based Thinking)
- berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)
- berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan/bersinggungan
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
- Pengujian benar lawan salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
- Pengujian paradigma benar lawan benar
- Prinsip pengambilan keputusan
- Investigasi trilema
- Buat keputusan
- meninjau kembali keputusan dan refleksikan
Hal-hal yang ada diluar dugaan menurut saya selama ini di dalam mengambil sebuah keputusan hanya terletak sejauh mana keputusan kita bisa diterima oleh semua pihak dan dapat memberikan dampak positif buat kemajuan kedepan nya tanpa sebuah alur proses penyelesaian pengambilan keputusan.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Selama ini dalam menjalani hidup sebagai manusia pasti tidak terlepas pada situasi atau kasus untuk mengambil sebuah keputusan. Saya tidak memungkiri bahwa saya pernah merasakan dimana situasi saya harus memilih keputusan antara benar lawan benar atau disebut juga dilema etika.
Namun dalam mengambil keputusan saya belum mengenal wawasan atau ilmu tentang pengambilan keputusan dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan secara sempurna. Ada beberapa bagian yang saya lakukan dengan berpikir berbasis akhir artinya apabila saya memilih salah satu dari dua pilihan apa resiko dan konsekuensinya selain saya melihat dampak positifnya.
Namun setelah saya mempelajari modul 3.1 ini saya merasa lebih percaya diri dalam menghadapi situasi kasus dilema etika dalam mengambil sebuah keputusan karena keputusan yang akan diambil sudah melalui beberapa tahap dan saya yakin keputusan yang diambil sudah tepat dan memberikan dampak positif yang signifikan buat kemajuan kedepannya.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak perubahan besar yang saya rasakan adalah ketika mempelajari modul ini adalah ketika dihadapkan pada situasi atau kasus pengambilan keputusan akan lebih percaya diri dan bisa bertanggung jawab semua keputusan yang diambil. Selain itu saya bisa membagikan praktik baik ini kepada rekan sejawat dalam pengambilan keputusan dan bisa membantu rekan sejawat apabila diminta tanggapan untuk menyelesaikan sebuah situasi atau kasus dalam pengambilan keputusan.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya seorang individu terlebih-lebih seorang pemimpin wajib mengetahui dan menerapkan modul 3.1 ini dalam pengambilan keputusan karena dengan mempelajari modul ini kasus dilema seberat apapun bisa kita atasi dalam pengambilan keputusan dengan apa yang sudah dipelajari dalam modul 3.1 ini yaitu modul yang mempelajari tentang pengambilan keputusan berlandaskan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin akan memudahkan kita sebagai individu ataupun pemimpin dalam mengambil suatu keputusan dengan tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Comments
Post a Comment